Minggu, 01 Juli 2012

Harga Rumah Mewah Jakarta Naik Tinggi di Asia

Dalam dalam 12 bulan terakhir harga properti di Jakarta tumbuh hingga 16 persen.

VIVAnews - Harga properti rumah mewah di Jakarta pada kuartal I-2012 terus naik dan menguat paling tinggi dalam 12 bulan terakhir dibanding kota besar lainnya di kawasan Asia Pasifik.


Dalam laporan "Jones Lang LaSalle Issues Q1-2012 Asia Pacific Residential Index" menunjukkan harga properti perumahan mewah di Jakarta pada kuartal pertama 2012 naik 4,3 persen. Sementara itu, dalam dalam 12 bulan terakhir harga properti di Jakarta tumbuh hingga 16 persen.

"Kenaikan harga pada kuartal pertama merupakan kelanjutan dari tren yang telah terjadi selama 18-24 bulan terakhir di pasar perumahan Indonesia," tulis laporan tertulis Jones Lang LaSalle yang diterima VIVAnews, Senin 14 Mei 2012.
Kenaikan harga itu secara konsisten didorong oleh pengembang melalui tingkat permintaan yang kuat.

Dibandingkan dengan tujuh pasar utama properti di Asia Pasifik, Indonesia menunjukkan pertumbuhan paling tinggi. Harga rata-rata perumahan mewah di Singapura pada kuartal pertama 2012 ini turun dua persen, setelah stabil selama enam kuartal berturut-turut.

Nilai nilai properti apartemen mewah di Shanghai justru turun 1,2 persen pada kuartal pertama. Sementara itu, secara keseluruhan harga rata-rata properti di Beijing turun hingga 2,3 persen, karena kebijakan pengetatan penjualan properti.

Sementara itu, harga properti mewah di Hong Kong menunjukkan tanda-tanda membaik, setelah menurun dalam enam bulan terakhir. Pada kuartal pertama 2012, properti mewah naik 1,4 persen yang disebabkan oleh suku bunga pinjaman yang rendah dan bank aktif untuk memberikan hipotek.

"Harga perumahan mewah di Hong Kong menunjukkan tanda-tanda awal stabil setelah turun selama enam bulan terakhir," katanya.

Jones Lang LaSalle juga memprediksi pertumbuhan properti mewah terus tumbuh di Jakarta, Singapura, dan China, walaupun harga rumah mewah di China, Hong Kong, dan Singapura akan terus turun pada 2012.

"Harga rumah di China diperkirakan turun lebih lanjut selama 12 bulan ke depan sebagai kebijakan pembatasan, sehingga pengembang cenderung mendiskon harga," papar Kepala Riset Asia Pasifik Jones Lang LaSalle, Jane Murray.

"Jakarta akan terus mengalami pertumbuhan harga yang terkuat, sedangkan harga di Kuala Lumpur dan Bangkok masih stabil," paparnya. (art)

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar